Senin, Juni 13, 2011

Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran

Diskusi menarik terjadi di acara penyusunan kriteria penilaian lomba pembuatan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk SMA dan sederajat yang diselenggarakan Dikmenum. Tujuan diskusi sebenarnya adalah menentukan aspek dan kriteria apa yang akan digunakan untuk menilai sebuah media pembelajaran. Dalam bidang rekayasa perangkat lunak sebenarnya sudah ada teknik pengukuran perangkat lunak yang telah saya bahas di artikel sebelumnya. Tapi karena media pembelajaran termasuk jenis perangkat lunak yang melingkupi berbagai disiplin ilmu (pembelajaran, desain, komunikasi, dsb), maka pendapat dari berbagai domain expert menjadi wacana yang menyegarkan.

Saya mengusulkan modifikasi aspek penilaian dari tahun sebelumnya yang terdiri dari 4-5 aspek menjadi hanya 3 aspek, yaitu aspek rekayasa perangkat lunak, aspek instructional design (desain pembelajaran) dan aspek komunikasi visual. Kriteria penilaian termasuk mekanisme penjurian tidak digabungkan menjadi satu, tetapi dipisah dan tiap aspek dinilai oleh orang yang kompeten di aspek tersebut. Saya beserta beberapa rekan dari LIPI, IlmuKomputer.Com, dan Pustekkom kemudian menyusun kriteria penilaian dalam aspek rekayasa perangkat lunak. Untuk aspek instructional design (desain pembelajaran), rekan-rekan dari bidang pembelajaran dan pendidikan yang berperan, diantaranya ada mas Ridwan dan mas Uwes dari UNJ, dsb. Sedangkan aspek komunikasi visual dimanage oleh beberapa rekan dari ITB fakultas seni rupa, khususnya program studi desain dan komunikasi visual, diantaranya mas Indarsjah dan mas Agung.

Hasil dari penyusunan dan diskusi tentang aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran saya share di bawah. Penjelasan lengkap tentang aspek yang susun akan saya tulis di artikel terpisah. Mudah-mudahan bisa menjadi acuan dan persiapan bagi rekan-rekan guru SMA di seluruh Indonesia yang ingin mengikuti lomba pembuatan media pembelajaran yang diselenggarakan Dikmenum tahun 2006 ini. Kriteria ini rencananya akan kita gunakan juga untuk menilai karya yang masuk pada program Smart Teacher yang baru saja kita launching.

Aspek Rekayasa Perangkat Lunak

  • Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran
  • Reliable (handal)
  • Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah)
  • Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya)
  • Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan
  • Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada)
Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam eksekusi
Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi: petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas, terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan alur kerja program)
Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain)

Aspek Desain Pembelajaran

  • Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis)
  • Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum
  • Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran
  • Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran
  • Interaktivitas
  • Pemberian motivasi belajar
  • Kontekstualitas dan aktualitas
  • Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar
  • Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
  • Kedalaman materi
  • Kemudahan untuk dipahami
  • Sistematis, runut, alur logika jelas
  • Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan
  • Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran
  • Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi
  • Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi

Aspek Komunikasi Visual

  • Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan keinginan sasaran
  • Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan
  • Sederhana dan memikat
  • Audio (narasi, sound effect, backsound,musik)
  • Visual (layout design, typography, warna)
  • Media bergerak (animasi, movie)
  • Layout Interactive (ikon navigasi)

by Romi Satria Wahono

Media Pembelajaran

A. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu kata “media” dan “pembelajaran”. Kata media secara harfiah berarti perantara atau pengantar; sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi untuk membneru seseorang melakukan suatu kegiatan belajar”

Media berasal dari bahasa latin merupakna bentuk jamak dari ”Medium” yang secara harfiah berarti ”Perantara” atau ”Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa hali memberikan definisi tentang media pembelajaran.

Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah ”Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran”.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah ”sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.”

Sedangkan National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah “sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.”

Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah ”segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar dan digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakan alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.

Media memiliki fungsi, di antaranya :
- Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka objeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Objek dimaksud bisa dalam bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.

- Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu objek yang disebabkan karena: (a) objek terlalu besar, (b) objek terlalu kecil, (c) objek yang bergerak terlalu lambat, (d) objek yang bergerak terlalu cepat, (e) objek yang terlalu kompleks, (f) objek yang bunyinya terlalu halus, (g) objek yang mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
- Media pembelajaran yang memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
- Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
- Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit, dan realistis.
- Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
- Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar

Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang kongkrit sampai dengan abstrak.Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1993). Kriteria pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu.
Kriteria di atas lebihdiperuntukkan bagi media konvensional.

Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif (Thorn, 1995). Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudaiah navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajaran bahasa tidak perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, kriteria yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media di mana media harus mengintegrasi aspek dan keterampilan bahasa yang harus dipelajari. Untuk menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu.


B.Jenis-jenis Media Pembelajaran
- Media visual: Grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
- Media Audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
- Projected still media: slide, over head projector (OHP), in focus dan sejenisnya
- Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya

Sejalan dengna perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut multi media. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.


C.Kriteria Pemilihan Media

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atua kompetnesi yang dicapai bersifat mehamai isi bacaan maka media cetak y ang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pebelajaran bersifat motorik (gerak dan ativitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer).

D.Karakteristik Jenis Media Pembelajaran

1.Media Visual Diam

Media cetakan dan grafis di dalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol yang mengandung harti disebut ”Media Grafis”. Media grafis termasuk media visual diam, sebagaimana halnya dengan media lain media grafis mempunyai fungsi untuk menyalurkan pesan dari guru kepada siswa. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol yang menarik dan jelas. Media ini tidak termasuk media yang relatif murah dalam pengadaannya bila ditimbang dari segi biaya. Macam-macam media grafis adalah: gambar/foto, diagram, bagan, grafik, poster, media cetak, buku.

a.Gambar

Media grafis paling umum digunakan dalam PBM, karena merupakan bahasa yang umum dan dapat mudah dimengerti oleh peserta didik. Kemudahan mencerna media grafis karena sifatnya visual konkrit menampilkan objek sesuai dengan bentuk dan wujud aslinya sehingga tidak verbalistik.

Kelebihan media ini adalah:
- sifatnya konkrit, lebih realistik dibandingkan dengan media verbal
- dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua
- harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya.

Kelemahannya.
- gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata
ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar

b.Diagram

Merupakan gambar yang sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, secara garis besar dan menunjukkan hubungan antar komponennya atau proses yang ada pada diagram tersebut. Isinya pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Diagram ini untuk menyederhanakan yang komplek-komplek sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.

Oleh karena diagram bersifat:
- simbolis dan abstrak, kadang-kadang sulit dimengerti
- untuk dapat membaca diagram diperlukan keahlian khusus dalam bidangnya tentang isi diagram tersebut
- walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat diagram dapat memperjelas arti.

Ciri-ciri diagram yang baik
:
- benar, diagram rapih dan disertai dengan keterangan yang jelas
- cukup besar dan ditempatkan secara strategis
- penyusunannya disesuaikan dengan pola baca yang umum dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan

c.Bagan
Bagan merupakan media yang berisi tentang gambar-gambar keterangan-keterangan, daftar-daftar dan sebagainya. Bagan digunakan untuk memperagakan pokok-pokok isi bagan secara jelas dan sederhana antara lain: perkembangan, perbandingan, struktur, organisasi, jenis-jenis media bagan antara lain : Tree chart, flow chart.

2.Media Display
- Papan tulis/whiteboard
- Papan flanel
- Flip chart

3.Gambar mati yang diproyeksikan
- Over head projector + overheat transparance (COHP + OHP)
- Slides/film bingkai
- Film strip/film rangka
- Epidiascope>
- Komputer + multimedia projector

Daftar Pustaka

Ali, Mohammad, 2007. Teori & Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar.

Brown, H. Douglas. 1994. Principles of Language Learning and Teaching, Prentice Hall Regents: New Jersey.

Davis, Ben. 1991. Teaching with Media, a paper presented at Technology and Education Conference in Athens, Greece.

Elliot, Stephen N. et al,. 1996. Educational Psychology. Brown and Benchmark: Dubuque, lowa.

Hubbard, Peter et al. 1983. A Training Course for TEFL, Oxford University Press: Oxford.

Hunter, Lawrence. 1996. CALL: its Scope and Limits, The Internet TESL Journal, Vol. II, No. 6, June 1996, http://www.aitech.ac.jp/~iteslj/

Idris, Nuny S. 1999. Ragam Media Dalam Pembelajaran BIPA. A Paper presented at KIPBIPA III, Bandung.

dari ambil dari
http://www.blogger.com/feeds/2754832685471863545/posts/default oleh : Purwiro Harjati

Selasa, Juni 07, 2011

Booting USB Flashdisk

"Daripada melongo kayak orang bego, mending sharing Ilmu."

Hanya ingin share ilmu bagi temen temen yang sama nabwe, temen temen yang ingin menginstall netbook alias mini laptop atau apalah nama lainya aku kurang mudeng, soale kebanyakan tuh gak ada CD-R, kalu mau booting pake CD kan angel(susah), Nah silahkan panjenengan download yang namanya software NovicorpWinToFlash, nah software ini bisa membantu dalam booting lewat USB flashdisk...

1 ) siapkan 1 buah USB Flash Disk(min. 4GB), flash ini nantinya akan diformat. Jadi, selamtkan data anda yang berada pada flash ini terlebih dahulu.
2 ) buka file WinToFlash.exe pada software Novicorp WinToFlash. Hasilnya akan seperti gambar dibawah ini:

3 ) siapkan File windows7 (apabila berbentuk .iso, ekstrak terlebih dahulu)


4 ) pada pilihan "Windows file path", pilih folder Windows7. Pada pilihan "USB drive", pilih lokasi USB Flash Disk anda(pastikan USB Flash anda yang telah dipilih).
5 ) click "berikutnya >" (proses ekstrak akan dimulai)
6 ) setelah file selesai di Ekstrak, Restart Notebook anda dan lakukan booting lewat USB flash disk(tekan F12 pada saat booting)
7 ) install Windows7 seperti biasa.


selamat mencoba, kalau masih bingung tanya saja

Bodohnya Diriku

Bodohnya aku, diawali dengan kata itu, karena kata itu lebih cocok buat aku saat ini.....untuk lebih jelasnya, langsung aja deh, aku kenal dengan seorang wanita yang menurut aku dia adalah cewek aku banget deh, dari fisik okelah "Not Bad", sifat alhamdullillah baek, kita jalan alias bak insan yang udah seperti halayaknya insan yang sedang kasmaran, tapi semua itu hanya bulshiit belaka, bahasa EYDnya Fiktif.

Setelah kita jalan ternyata tak diyana namanya juga cewek, pasti kan butuh kepastian hubungan to, nah disitulah mulai kesalahanku dimulai, doi pernah sms, "maksud kamu apa manjain aku, deketin aku, baek sama aku" berrrrr disitu aku langsung behhh kaget.
yang pertama sebenere aku memang suka tapi, mungkin karena tapi ini yang membuat saya ragu dan gak bisa mengungkapkan apa yang ada dalam hati ini untuknya. setelah beberapa hari kemudian aku diajakin maen ketempat seorang temennya sekitar kampus, disitu kita ya kayak biasa ngobrol becanda bahkan lebih deket, ntah kanapa datang temennya dengan cowoknya, disitu tuh yah biasa layaknya orang baru kenal, basa-basi lah mbahas ngalor ngidul(bahasa jawa)lah.

Setelah cowok itu mau pergi sempet bilang ke aku "mas sampeyan siapanya Do'i?" ya aku kan basa-basi njawab "saya temannya" dan di do'i disitu juga. ya pada saat aku pulang kita masih biasa aja. tapi entah kenapa seminggu setelah itu agak gimana gitu si do'i, yang biasanya ngingetin udah jarang ngingetin pokoknya udah beda banget lah...

Nah pada saat hari sabtu yang dimana aku ada acara, gak bisa nemenin. aku coba sms karena aku merasa mungkin dia lage butuh ditemenin, maklum lah kalau anak muda SatNight. ternyata dia bilang lage maen sama SomeOne, dan dia dijemput, "damn" kaget banget seketika itu aku mulai sedikit gundah(agak Galau)(mau misuh tapi lagi dimasjid) wah ancur bahasane Olga kalo lage Promo di Dahsyat...tapi aku masih mencoba nahan dan aku serahkan kejadian tadi kepada yang diatas (Alloh), mumpung bangun malam saya doakan dan saya mintakan doa "kalau dia jodoh dekatkanlah, kalau emang dia bukan jauhkanlah dan jangan berikan hamba ini sakit hati(namanya manusia tetep)"........
karena aku belum tahu yang sebenarnya. aku coba deh telpon siang harinya untuk minta penjelasan disitu deh dia mulai ngomong yang sebenarnya uppss cuma aku dan doi yang tau yah,

Terima kasih bisa kenal denganmu

bagi kamu yang sedang mendekati sang pujaan hati, mulai lah menata hati anda untuk lebih serius dan siap merasakan sakit, ingin mengacungkan jari tengah, bersabar dan tawakal ya browww